PERSEPSI PETANI TERHADAP PADI SAWAH VARIETAS INPARI 6 JETE.YANG
DIUSAHAKAN DI KABUPATEN KUPANG
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Salah satu sector yang
diprioritaskan dalam pembangunan nasional adalah sector pertanian.Pembangunan
pertanian bertujuan untuk menigkatkan produksi,memantapkan swasembada
pangan,sekaligus kesejateraan masyarakat.usaha untuk pemenuhan kebutuhan rakyat
dilakukan melalui program: 1.intensifikasi , 2. Ekstensifikasi,3.Difersifikasi
dan yang ke 4.Rehabilitasi.
Secara klimatologis,Nusa
Tenggara Timur ( NTT )merupakan salah satu kawasan yang tergolong beriklim
kering ( semi arid) dengan musim kemarau 8 bulan dan empat bulan musim hujan,
suhu udara berkisar antara 19oC-38oC,sebagai daerah
kepulauan dengan topografi yang berbukit-bukit dan sifat tanah yang mudah
lonsor sehingga didaerah ini cukup sulit untuk mengembangkan usaha manukultur.Walaupun
potensi sumberdaya alam yang kurang menguntungkan,namun sektor pertanian tetap
di pertahankan dengan berbagai upaya diantaranya melalui penanaman jenis
tanaman yang sesuai dengan kondisi di Wilayah Nusa Tenggara Timur.
Jenis tanaman pokok yang
umumnya diusahakan pada lahan kering di Nusa Tenggara Timur adalah Padi,
jagung, sorgum, Kacang-kacangngan, dan umbi-umbian.salah satu jenis tanaman
pangan yang benyak di usahakan di NTT adalah tanaman Padi sawah.
Padi sawah (Oryza sativa
) merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat utama.peranannya sebagai
salah satu makanan pokok NusaTenggara Timur yang makin hari terasa penting
karena mengandung nilai gisi dan energy yang cukup bagi ketahanan tubuh
manusia.secara agroekologi tanaman ini sangat sesuai dengan keadaan iklim di
wilayah NTT sehingga muncul banyak varietas sebagai akibat dari daya adaptasi
terhadap lingkungan setempat.
Ditinjau dari pengguaan
varietas, pmerintah daerah NTT telah banyak mengintroduksi jenis varietas padi
sawah yaitu IR 64,Memberamo, Inpari 10, Inpari 6 jate dari varietas ciherang.dari
varietas – varietas ini petani selalu menggunakan varietas inpari 6 jite.Hal ini disebabkan
padi sawah varietas ini tahan terhadap serangan hama penyakit,tekstur nasinya
sangat pulen dan enak, produktivitasnya sangat
Tinggi serta secara iklim lebih cocok di
budidayakan di daerah NTTdi bandingkan dengan varietas – varietas lainnya.
Kabupaten kupang merupakan salah atu kabupaten di NTT dengan jumlah
penduduk 304 548 jiwa serta memilki luas wilayah 5 490,97 km2 dimana
sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian yaitu pertanian tanaman
pangan.salah satu jenis usahatani yang dikembangkan dikabupaten ini adalah padis
sawah.
Dari keenam varietas unggul yang
dikemukakan di atas paling banyak diusahakan petani adalah varietas inpari 6
jete,fenomena yang demikian menimbulkan pertanyaan apa keunggulani varietas ini
sehingga banyak petani yang berminat untuk mengusahakannya,untuk itu perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui “Persepsi Petani Terhadap
Padi Sawah Varietas Inpari 6 Jete.Yang Diusahakan Di Kabupaten Kupang”.
1.2.Perumusan
Masalah
Berdasarakan uraian latar belakang diatas,
maka permasalahan penelitian yang perlu dikaji adalah :
1.
Bagai mana persepsi petani terhadap padi sawah
varietas Inpari 6 jete yang diusahakan di kabupaten kupang ?
2.
Berapa besar produktivitas dari varietas
tersebut ?
3.
Bagaimana karatarestik dari varietas tersebut ?
4. Faktor
– faktor sosial ekonomi yang mempunyai hubungan dengan persepsinya petani
Kabupaten Kupang terhadap padi sawah varietas Inpari 6 Jete?
1.2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan
diatas,maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.
Persepsi petani KabupatenKupang terhadap padi
sawah varietas Inpari 6 Jete
2.
Prduktivitas padi sawah Inpari 6 Jete yang
diusahakan petani Kabupaten kupang
3.
Karatarestik padi sawah Inpari 6Jete yang
diusahakan petani Kabupaten Kupang
4. Faktor
– faktor sosial ekonomi apa yang mempunyai hubungan dengan persepsi petani
Kabupaten Kupang terhadap padi sawah varietas Inpari 6 Jete?
Bab II
Landasan Teoritis
2.1. Pengertian Padi Sawah
Padi (oryza sativa)
adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi
sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya
kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh
daerah di Indonesia sudah
tidak asing lagi dengan kegiatan padi di sawah.
Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara
sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak,
pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh
manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa
tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan
dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5
hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara
pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah
sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan
air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain
itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata
menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi.
Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.
2.2. CIRI – CIRI VARIETAS INPARI 6 JETE
VARIETAS INPARI 6 JETE termasuk golongan cere indica dengan umur tanaman 118 hari, tinggi tanaman 100 cm, jumlah anakan 15 batang. INPARI 6 memiliki tekstur nasi sangat pulen dengan kadar amilosa 18 %. Potensi produksi varietas INPARI 6 produktivitas 8,60 ton/ha GKG; 12 ton/ ha GKG. Varietas ini tahan rebah, serta tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 2 dan 3 serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, IV dan strain VIII. Varietas INPARI 6 JETE diiepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 956/ Kpts/SR.120/7/2008 Tanggal 17 Juli 2008.
Inbrida Padi Rawa (IN
PARA) Inbrida Padi Rawa adalah varietas-varietas unggul padi yang baik
dibudidayakan pada kondisi lahan rawa, tahan terhadap rendaman, serta daya
adaptasi pada kondisi lahan masam.
2.3. PELAKSANAAN
TEKNIS BUDIDAYA PADI SAWAH
2.3.1. Persiapan
Lahan Budidaya Padi Sawah
Persiapan
lahan dalam budidaya tanaman padi sawah meliputi pembersihan jerami padi atau
sisa tanaman lain, pencangkulan pematang sawah untuk memperbaiki pematang-pematang
rusak, pemberian kapur pertanian disesuaikan dengan pH tanah, pemberian pupuk
kandang yang sudah difermentasi sebanyak 4 ton/ha, pembajakan serta penggaruan
tanah. Saat melakukan penggaruan sebaiknya saluran pembuangan air ditutup, agar
pupuk yang sudah diberikan tidak hanyut terbawa oleh air
2.3.2. Persiapan Bibit dan Penanaman Padi Sawah
Membuat persemaian merupakan langkah awal
bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan persiapan sebaik-baiknya, sebab
benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan tanaman padi di sawah, oleh
karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk
mendapatkan bibit padi sehat serta subur dapat tercapai. Yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan benih padi unggul bersertifikat, dengan kebutuhan
25-30 kg/ha. Pilih lokasi persemaian yang tanahnya subur serta intensitas
cahaya matahari sempurna. Buat bedengan berukuran lebar 1 m, panjang 4 m,
tinggi 20-30 cm. Pada lahan seluas 1 hektar dibutuhkan 4 bedengan. Untuk
menghindari serangan hama tikus, sebaiknya tempat persemaian padi dikelilingi
pagar plastik. Berikan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 1 kg untuk 4 bedengan. Benih
padi yang telah direndam selama 1 malam siap untuk ditebar. Bibit berumur 18
hari siap untuk pindah tanam. Sebelum ditanam, bibit padi yang telah dicabut
direndam dalam larutan insektisida berbahan aktif karbofuran dengan konsentrasi
1 gr/ liter selama 2 jam. Daun bibit dibiarkan utuh, tidak dipotong seperti
kebiasaan petani. Saat melakukan penanaman, lahan dalam kondisi macak-macak,
tidak perlu tergenang air. Penanaman budidaya padi dilakukan dengan jumlah satu
tanaman per titik tanam, menggunakan sistem jajar legowo 2-1, jarak 15 x 25 cm
serta lebar barisan legowo 50 cm. Keuntungan cara menanam padi sawah
menggunakan sistem ini adalah memberikan ruang cukup untuk pengaturan air serta
mengoptimalkan cahaya matahari, pengendalian hama penyakit
tanaman padi juga lebih mudah, serta pemupukan berdaya guna.
2.4. PEMELIHARAAN TANAMAN PADI SAWAH
2.4.1. Penyulaman Budidaya Padi Sawah
2.4.1. Penyulaman Budidaya Padi Sawah
Penyulaman
budidaya tanaman padi sawah dilakukan sampai tanaman padi berumur 2 minggu.
Tanaman padi yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan
pertumbuhan tidak seragam, akan berpengaruh terhadap pemanenan. Sanitasi Lahan
dan Pengairan Budidaya Padi Sawah Sanitasi lahan pada budidaya padi sawah
meliputi : pengendalian gulma/rumput (penyiangan), pencabutan tanaman padi
terserang hama penyakit. Penyiangan dalam budidaya padi dilakukan 2 kali,
sebelum pemupukan kedua dan ketiga dengan cara mencabut gulma atau menggunakan
alat gosrok/landak. Bila pertumbuhan gulma cukup cepat, maka penyiangan bisa
dilakukan 3 kali. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengairan budidaya
padi sawah adalah pengaturan air agar tetap dalam kondisi macak-macak. Tinggi
air tidak lebih dari 1 cm. Pengaturan air terus dilakukan sampai 10 hari
menjelang panen. Pemupukan Susulan Budidaya Padi Sawah Melakukan pemupukan
susulan dalam budidaya padi merupakan salah satu cara menanam padi yang perlu
mendapat perhatian serius, karena nutrisi tanaman padi harus tetap tersedia
sepanjang masa budidaya padi untuk menghasilkan produksi optimal. Pupuk susulan
yang diberikan pada budidaya padi meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk
akar diberikan sebanyak 3 kali. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman padi
berumur 7 hari setelah tanam (HST) menggunakan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150
kg/ha, urea sebanyak 50 kg/ha. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman padi
berumur 20 HST menggunakan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/ha, urea sebanyak
50 kg/ha. Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman padi berumur 35 HST
menggunakan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 250 kg/ha. Pupuk daun kandungan
nitrogen tinggi dilakukan saat tanaman padi berumur 14 hst, konsentrasi 2
gr/liter, sedangkan pupuk daun kandungan phospat dan kalium tinggi diberikan
saat umur 30 hst, 45 hst. Pemupukan phospat dan kalium tinggi menggunakan pupuk
MKP dengan konsentrasi 2 gr/liter pada umur 30 hst, konsentrasi 4 gr/liter pada
umur 45 hst.
Bab III
Metodologi Penelitian
1.1
Kerangka
Berpikir
Padi sawah merupakan
komoditi tanaman pangan yang telah lama dibudidayakan di Kabupaten Kupang
.Secara sosio kultur agroekologi
tanaman ini sangat sesuai dengan keadaan iklim di wilayah NTT, sehinnga muncul
beberapa varietas sebagai akibat dari daya adaptasi terhadap lingkungan setempat.
Ditinjau dari pengguanaan
varietas , pemerintah daerah NTT telah banyak mengintroduksi jenis varietas
padi sawah yaitu IR 64, Membramo, Inpari10, Inpari 6 jete dan varietas ceherang
.dari varietas ini yang paling banyak diusahakan petani Kabupaten Kupang saat
ini adalah varietas Inpari 6 jete.adanya kenyataan yang demikian karena petani
memiliki persepsi tersendiri terhadap varietas tersebut, baik terhadap daya
hasilnya , umur produksi, ketahanan terhadap serangan hama/penyakit, rasa
nasinya maupun harga berasnya di pasaran.
Secara umum persepsi
seseorang terdahap sesuatu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu factor penerima,
factor situasi,dan factor objek/target.dalam penelitian ini hanya mau melihat
bagimana persepsi seorang petani terhadap factor objek/target yaitu padi
sawah vatietas Inpari 6 jete.dasar dari
factor penerima ,yaitu penerima yang mau dilihat adalah factor : umur petani,
tingkat pendididkan formal dan non formal , jumlah anggota kelurga,luas lahan
garapan, pendapatan keluarga , pengalaman petani.
Cara
skematis kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut .
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Persepsi
Petani Terhadap Padi Sawah Varietas Inpari 6 Jete.
1.2
Hipotesis
Factor – factor social
ekonomi yang di duga mempunyai hubungan dengan persepsi petani terhadap padi sawah varietas Inpari 6 jete
yang di usahakan di kabupaten kupang adalah umur responden ,tingkat
pendididikan forman dan nonformal, pendapatan usaha petani,luas lahan , jumlah
tanggungan keluarga dan pengalaman usahatani.
Daftar pustaka
A.W.Van
den Ban dan .H.S.Hawkins,1999.Penyuluhan
pertanian (edisi terjemahan).penerbit kanisiua ,jokjakarta .
BPS
Propinsi NTT,2011.statistik Pertanian NTT .BPS Propinsi NTT,Kupang
http:///luki2blog.
Wordpress.com/2008/10/20/Varietas-Padi-Unggul/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar